Malam minggu lalu, saya dan teman-teman ITB mengikuti Urban-dung Legend yang diadakan komunitas Bandung Trails. Acara tersebut semacam safari ke tempat-tempat angker di Bandung yang menyimpan cerita (legenda). Saya, Naila, Tongky, dan teman-teman Tongky yang baru saya kenal yakni, Osmond, Iin, Hanung, dan Bob. Karena kami mengikuti acara tersebut di malam minggu, maka dapat disimpulkan bahwa kami semua jomblo (sebenernya ada juga orang pacaran yang ikut acara ini. Tapi intinya, kami bertujuh jomblo).
Rasa deg-degan yang mengendap sebelum acara ini dimulai sirna semua. Horee. Ternyata tidak seangker yang saya bayangkan. Mungkin karena acaranya kurang malam atau karna kota Bandung yang terlalu ramai sinar lampu atau karena si interpreter yang kurang ‘’greget” atau karna sepatu saya yang tidak nyaman. Entahlah. Kami masing-masing kayaknya malah disibukkan sama distraction-distraction yang ga penting tapi jelas.
Saya, kurang mendengarkan apa yang dibicarakan oleh sang interpreter karna sibuk memotret. Terutama ketika di lokasi Patung Pastor. Heh, dia bicara apa yaa.. habis tidak diberi waktu untuk foto-foto sama sekali jadinya pas interpreter bercerita saya malah memanfaatkan waktu tersebut untuk memotret. Terlebih, sepatu yang saya kenakan SANGAT TIDAK NYAMAN untuk berjalan lama-lama. Huhu. Pelajaran yang saya dapat hari itu: ternyata memakai sepatu yang tidak nyaman menyebabkan cepat letih dan males jalan (padahal saya suka jalan kok).
Naila, anak IF ITB, distraction dia malam itu, dia berharap saya adalah senior pujaannya yang bisa digandeng, dijadikan bahu tempat bersandar dengan adegan sok-sok takut sambil peluk-peluk gitu. Najis. Khayalan tersebut juga dipacu dengan adegan bergandengan tangan pasangan yang tersesat masuk di kelompok kami.
Tongky dan empat teman kimianya (mereka semua anak Tekim ITB) malah bergosip angkatan. Yea, sebenernya yang mereka omongin adalah gosip internal himpunan. Tapi cara bercerita mereka yang lebay menarik perhatian saya untuk mendengarkan.
Tur kita malam itu mengunjungi Ambulans Bahureksa, Rumah Kentang, Patung Pastor Verbraak, SMAN 3/5, dan Sumur Keramat Bandung. Eniwei, tiap denger rumah kentang, yang dibayangan saya bukanlah hal menyeramkan. Rumah kentang.. sounds delicious, eh. Sama kayak Waroeng Pasta, Rumah Duren, dan sejenisnya :q
Rasa deg-degan yang mengendap sebelum acara ini dimulai sirna semua. Horee. Ternyata tidak seangker yang saya bayangkan. Mungkin karena acaranya kurang malam atau karna kota Bandung yang terlalu ramai sinar lampu atau karena si interpreter yang kurang ‘’greget” atau karna sepatu saya yang tidak nyaman. Entahlah. Kami masing-masing kayaknya malah disibukkan sama distraction-distraction yang ga penting tapi jelas.
Saya, kurang mendengarkan apa yang dibicarakan oleh sang interpreter karna sibuk memotret. Terutama ketika di lokasi Patung Pastor. Heh, dia bicara apa yaa.. habis tidak diberi waktu untuk foto-foto sama sekali jadinya pas interpreter bercerita saya malah memanfaatkan waktu tersebut untuk memotret. Terlebih, sepatu yang saya kenakan SANGAT TIDAK NYAMAN untuk berjalan lama-lama. Huhu. Pelajaran yang saya dapat hari itu: ternyata memakai sepatu yang tidak nyaman menyebabkan cepat letih dan males jalan (padahal saya suka jalan kok).
Naila, anak IF ITB, distraction dia malam itu, dia berharap saya adalah senior pujaannya yang bisa digandeng, dijadikan bahu tempat bersandar dengan adegan sok-sok takut sambil peluk-peluk gitu. Najis. Khayalan tersebut juga dipacu dengan adegan bergandengan tangan pasangan yang tersesat masuk di kelompok kami.
Tongky dan empat teman kimianya (mereka semua anak Tekim ITB) malah bergosip angkatan. Yea, sebenernya yang mereka omongin adalah gosip internal himpunan. Tapi cara bercerita mereka yang lebay menarik perhatian saya untuk mendengarkan.
Tur kita malam itu mengunjungi Ambulans Bahureksa, Rumah Kentang, Patung Pastor Verbraak, SMAN 3/5, dan Sumur Keramat Bandung. Eniwei, tiap denger rumah kentang, yang dibayangan saya bukanlah hal menyeramkan. Rumah kentang.. sounds delicious, eh. Sama kayak Waroeng Pasta, Rumah Duren, dan sejenisnya :q
2 comments:
mana foto yg laen? btw,lw ga knapa2 kan pas ke tmpat2 itu?
udah di facebook :)
anya, gue liat foto2 kita lagi pas di bromo. lucuu. jadi pengen upload.
Post a Comment