daily thoughts and activities

Showing posts with label friends. Show all posts
Showing posts with label friends. Show all posts

Sunday, July 08, 2018

There once was a little boy who had a bad temper. His father gave him a bag of nails and told him that every time he lost his temper, he must hammer a nail into the back of the fence.

The first day the boy had driven 37 nails into the fence. Over the next few weeks, as he learned to control his anger, the number of nails hammered daily gradually dwindled down. He discovered it was easier to hold his temper than to drive those nails into the fence.

Finally the day came when the boy didn’t lose his temper at all. He told his father about it and the father suggested that the boy now pull out one nail for each day that he was able to hold his temper. The days passed and the young boy was finally able to tell his father that all the nails were gone.

The father took his son by the hand and led him to the fence. He said, “You have done well, my son, but look at the holes in the fence. The fence will never be the same. When you say things in anger, they leave a scar just like this one. You can put a knife in a man and draw it out. It won’t matter how many times you say I’m sorry, the wound is still there.”

Read more: Nails in the Fence: A Story About Anger


Sunday, June 01, 2014

Tahun ini termasuk sering juga saya berkunjung ke Ancol.

Minggu kemarin tanggal 25 Mei, saya ke sana (lagi) bareng Faisal. Bangun jam 4 pagi, jemput Faisal, sampe Ancol setengah 7 terus kita lari pagi di EcoPark. Saya yang jarang lari dipaksa disemangati Faisal buat lari satu putaran. Lumayan yah, kelar lari mau muntah. Hahaha. Dasar saya nggak pernah olahraga, eh disuruh lari, bisa aja sih. Udahannya kayak orang sakaw.

Abis itu kita mandi di depan danau monumen (bukan di danaunya, tapi di toilet umum, dan terpisah juga pastinya, hahaha). Terus main ke Pasar Jatinegara nyari souvenir. Udah ada ide, tapi belum deal sih. Pulangnya, makan all you can eat di Hanamasa. Asiiik, abis dipaksa lari terus ditraktir makan. Terimakasih, sayaaaang (tapi itu kalori apa kabar ya?)

Selain Ancol minggu lalu, banyak juga sih Ancol-Ancol yang lain. Pertama kali kalo nggak salah, pulang dari kondangan siapaa gitu. Sama Faisal malas pulang. Bosen juga kalo main ke mall. Lalu kita memutuskan ke Ancol malam itu. Ke pizza hut. Hahaha. Ceritanya sih makan pinggir pantai, tapi makan pizza  -,-“

Terus, saya ke Ancol lagi pas arisan bareng teman-teman. Dora dapat arisan dan ingin berkunjung ke Sea World. Udah lama nggak ke sana, jadi seru aja sih.

haus kasih sayang gurita 

Lalu ada lagi Ancol yang mengawali persiapan kita menuju pernikahan. Aheeey.

Hari libur, saya punya voucher masuk Sea World (lagi-lagi Sea World, demen banget neng liat kuda nil). Kelar pacaran di Sea World dan ditontonin ikan piranha (iya, ikan piranhanya yang nontonin kita hahaha), kita masuk Ocean Dream yang banyak pertunjukan hewannya.

romantisme ocean dream

Ngga semuanya bagus. Ada juga yang kurang cucok kalau ditonton bocah-bocah. Lawakan si pawangnya kurang edukatif, bikin jengah. Masak seolah-olah make-out gitu sama anjing laut. Cih. Yang seru sih liat pertunjukan lumba-lumba sama putri duyung yang aslinya perenang handal. Jadi ada jalan ceritanya gitu, kerajaan bawah laut mau diserang sama gurita raksasa. Lalu lumba-lumba bantuin ikan duyung berjuang melawan pasukan gurita yang jahat. Yah, begitulah. Visually amusing ;)

Abis itu, kita jalan-jalan bentar di pantai daaaannnn, jeng, jeng, jeng, acara utamanya berlangsung di Pizza Hut Ancol (lagi?). Abis pesan makan, Faisal dan saya mengeluarkan buku notes kita masing-masing. Apa sih isinya?

Isinya adalah 100 hal yang pengen kita lakuin even after we’re married.

The List
2 bulan sebelumnya,
F: “ih,100 ga kebanyakan?”
D: “ya nggaklah, kan biar nggak ada yang kelewat. Awas lu. Wajib kerjain secepatnya!”

6 minggu kemudian,
F: “list gue udah selesai nih. Lu udah kan?”
D: “belom. Dear, 100 banyak amat. Nulis apaan yak isi list-nya?”
F: “yeeeh kan gue udah bilang. Lu yg nyuruh juga. Isi aja per sub bab. Kayak ttg marriage, mimpi lu, ttg rumah, anak, dll”

Akhirnya selesai bikin list dan mau kita reveal persamaan dan ketidaksamaan.

Saya sudah bilang sama Faisal sebelumnya, kalau-kalau saya agak menyesal juga mengusulkan hal macem bikin list gitu. Takut menyulut amuk massa. Secara dari 100 list yang saya tulis, apa Faisal akan mengatakan “yes” atas semua poinnya. Kecil kemungkinan. Begitu pula sebaliknya.

Eh tapi ternyata, revelation itu berlangsung cukup cepat. Meeennn, dari 100 poin itu ada kali setengahnya Faisal menulis hal yang sama. Dari yang penting bangeeeet, kayak gimana karir saya ke depan setelah saya jadi Ibu sampe yang penting aja, kayak sama-sama pengen ketemu Doraemon dan melihat aurora.

cuplikan the list

Amazing yah. Jalan bareng selama 3 tahun lebih, ternyata kami menjelma jadi satu sama lain (bingung ga?). Saya banyak terpengaruh sama Faisal, pun sebaliknya. Mungkin makanya kalau orang yang sering bersama-sama, jadi terlihat mirip mukanya (kata orang, jodoh mukanya mirip). Kalau muka saya sih ga mirip sama Faisal. Tapi ada sesuatu dari diri saya yang jadi menyerupai dirinya. Begitu juga sebaliknya (harus dong, hohoho).

Sebelum menutup malam yang cukup memberikan insight tentang masa depan kami, saya menaruh 1 poin yang bisa diwujudkan dalam waktu dekat di list terakhir: saya ingin dilamar.

“Hmmm, mungkin abis lebaran ibu gue baru bisa dateng.” Sambil mukanya serius banget mikir. Saya jadi ga enak meng-interrupt. Padahal sih, maksud dilamar itu maksudnya yang kayak klise-klise gitu lohhh. Kayak di film-film. Pake ditanya,“WYMM?”.

Yah, jadi sayangku kalau dirimu baca tulisan ini, ada tuh satu mimpi aku yang bisa diwujudkan dalam waktu dekat. Lamar aku, in a proper way.  

Saturday, May 10, 2014

12 Januari 2014 kemarin, salah satu sahabat saya, Venesia Fitriana Daud, melangsungkan pernikahan. Hahaha sori, Nes, baru nulis sekarang.

Akhirnyaaaaaa dari kami satu geng arisan berdelapan, ada yang menikah juga. Horee, setidaknya membuka jalan yah, ikatan jomblo-jomblo arisan ini (eh, gue ga jomblo sih, tapi dari 8 orang cuma 2 yang taken. Monggo laki-laki soleh kalau mau dikenalin, bisa contact saya).

Sebenarnya kita tuh bukan nggak laku, terlalu pemilih aja. *self-esteem meeeen*

Temen saya si Pito alias Vidia, udah ditembak ribuan pria dari jaman SMA, ditolak semua. Ada apakah? Hanya pito dan Spongebob yang tahu. Sekarang dia lagi sibuk berpartisipasi programnya Anies Baswedan, turun tangan. Yak silakan kalo beruntung bisa berkenalan dan dapatkan hatinya. Hehe

Si Naila, sibuk jadi playgirl. Mungkin dia terlalu takut dengan kenyataan akan relationship yang sebenarnya *sotoy*. Tongky, terjerat dengan lelaki yang lebih tua, sayang udah taken. Anya, manis tapi cuek. Sepertinya dia terlalu lamban memberi respon sama pria-pria yang dekat sama dia kalau mereka ingin lebih dari sekedar teman. Dora a.k.a Rizka, sedang mencari pria unik yang bisa melengkapi jiwa mudanya meski usia tidak lagi muda. Ajeng, tampak masih berusaha move-on dari mantannya. Absen, absen, yak udah semua sih ringkasannnya. Balik ke cerita Nesia.

Tanggal 1 Januari 2014, kita persembahkan arisan buat bachelorette party-nya Nesia.  Kita udah beliin Nesia  bra dan CD satu set. Pas di Gramedia Bintaro Plaza, kita mau nulis kartu ucapan dan minjem pulpen yang dijual, hahaha, dan ada mbak-mbak yang liat. Langsung ga bolehin. Yah mbak, pelit amat cuma buat nulis paling banyak enam baris, hehe. Peace.

Bachelorette party-nya bertempat di karaoke. Standar yah. Maklum, baru pertama kali sih. Lain kali harus lebih hebring nih ibu-ibu. Pake dress code kali yah. Pas lagi nyanyi lagu Christina Perry yang 10.000 years, kita kasih deh tuh beha dan sidi secara simbolis sebagai bekal malam pertama nanti *terharu*

seremoni penyerahan beha dan sidi

Pas hari H acara kawinan, banyak dramanya. Terutama karena hujan badai. Kita berlima berangkat dari rumah saya. Saya, Naila, TQ, Dora, Fira jalan pas maghrib. Dan Jakarta lagi hujan gede banget dooong. Plus angin kencang, bikin hati deg-degan. Dan ini bawa teman-teman masih bercanda ria aja lagi sedang hati saya berdegup kencang waswas takut kenapa-napa nih mobil isinya cewek semua.

Wanti-wanti, “Guys, gue ga bisa jamin kita nyampe Kebayoran Lama nih. Kalo ternyata banjir parah,apa boleh buat keputusan terbaik adalah muter balik. Pulang”

“Atau nggak, kita ke Gancit aja, Nek. Gue mulai laper.”

“Iya, gue setuju,” yang lain ikut nimpalin

Nesia, maafkan kami telah durhaka padamu.

Tapi akhirnya dengan drama alam yang dramatis, kita tiba juga di kawinan lo. Ha! Bergabung dengan Pipito dan foto-foto. Happy wedding, Nesiaaa.. semoga langgeng sampe kakek nenek dan soon to be hot mommy. Smooches <3>


Friday, October 28, 2011

Berawal dari ngecek inbox HP Nokia saya yang ternyata sudah overload, ada 1215 pesan. Hmm saatnya bersih2. Tapi sayang juga ada beberapa sms kenangan bareng si Faisal jaman kita masih pdkt, hehe. Supaya smsnya bisa saya hapus tapi nggak memorinya, jadi saya tulis saja di blog. Maklum, suka pelupa.


--
20-11-2010
Bulan November, saya masih jadi mahasiswa yang rajin mengerjakan tugas dan tidak mempunyai jam tidur jam bangun jam makan yang teratur. Hari itu Sabtu dan saya bangun pagi sore hari. Maksudnya bener baru bangun hari itu pada sore hari. Saya tidur subuh karena ehm, malamnya saya liputan waria (seingat saya sih itu, pokoknya jaman2 itu jadwal saya padat hengot bareng waria bersama partner saya Yuliasri).

Baru buka mata, liat hp. Si faisal sms.

(16:09:51) Jd, kmn arah angin hari ini menculik Dina?

Kayaknya baru diliat jam 17 lewat pas saya bangun tidur. Bengong. Senyum-senyum dulu. Ohya pemirsa, maap ya saya cuma ada sms dari si faisal. Berhubung sent items HP selalu dikosongin. Jadi yang dipublikasikan sms dari si Faisal aja ya *tanpa persetujuan ke orangnya sebelumnya, kikikiki >:)

Lanjut.. Saya lupa balas apa. Faisal reply lagi

(18:17:57) Lho lho, napa? Sakit? Jgn2 lu bru ngelewatin satu hri sabtu lg (tidur) <- tepat! Saya bertanya apakah wawancara untuk tugas feature-nya sudah beres.

(18:35:41) haha. Bru beres lingkar pertama td. Tgl bsk2 temen2ny.nah, wktny refresh dlu: nntn rufio!doyan?

Gila, Rufio jaman kapan tuh. SMA dah. Saya baru tau Rufio dateng ke indo saat itu dari si Faisal. Yah, sejujurnya saya suka. Bahkan, saya cenderung suka musik apa saja (bukan penyuka satu genre aja, mudah diracunin)
(18:39:51) Iy.mo nntn g?150rb lumayan..

Mikir2. Lanjut nanya. Ini kan ajakan ya. Hore! Tapi kapan?

(18:46:02) Malem ini.di score ciwalk.mau?

Ebuset. Itu mah sekarang! Secara ya udah malem. Dan saya saat itu masih di kasur dgn rambut awut2an bau naga badan lengket blom mandi. Tiba-tiba saya jadi jenius dan bertanya posisinya. Apakah dia bakal ngasi saya waktu untuk mandi terlebih dahulu. Atau apakah saya kegeeran, gataunya si Faisal nunggu di venue (masuk akal, secara yang ngajak Faisal)

(18:49:29) Gw di cibiru.klo mw gw jmpt.mw g?

Ternyata dia mau jemput, tapi buru-buru amat ya. Tapi iya juga sih, udah malem. Sebenernya ada sediki percikan keraguan mengiyakan ajakannya malam itu. Pertama, saya baru bangun. Kedua, agenda saya malam itu pengen nikmatin me-time. Bahkan terbersit buat ngerjain tulisan. Ketiga, kosan saya kan dikonci pukul 10 malam. Kalo saya baru ke bandung jam 7 jam 8 sangat mustahil balik ke kosan jam 10. Tapi berhubung itu si faisal yang ngajak....

Pokoknya dulu tuh mindset di kepala saya tiap si faisal ngajak jalan adalah, dia lagi sedikit ga waras. Mungkin lagi ada masalah, atau setres sama tugas, atau ada kata “sekalian”. Yah, pokoknya dalam keadaan labil n his mind tricks him untuk mengajak saya keluar, heheheh. Sekali lagi, saya berpikir begitu karena dia itu seorang Faisal. U should know him first, so u can understand why i bold that statement ;)

Akhirnya, saya iyakan ajakannya.

(19:02:08) Haha.yaudah siap2.pake sepatu.jgn ampe kyk utuy yg diusir.haha.(eh,tp gtw deng klo ce aturnny gmn)

(12:01:57) Wew,jalan riau rame dong:ad ariel disidang.ck ck <- wups sori, sms yang ini udah beda hari

Alkisah, akhirnya Faisal datang ke kosan saya malam itu. Saya yang baru mandi agak-agak grogi juga berasa mau nge-date kekekekek. Jurus terlihat santai pun dikeluarkan. Pamit dengan pak jana, penjaga kosan yang baik hati dan berpesan saya pulang tengah malam jam 12-1an.
Sampai di ciwalk, langsung beli tiket dan masuk. Meski udah buru2 di jalan, ternyata rufio adalah guest star terakhir acara final kompetisi band gitu. Duduklah saya dan faisal melihat2 band tsb,tak lama si Kawe sms faisal minta dijemput di pintu masuk ciwalk --"

Ternyata si Kawe bisa masuk venue dengan tiket 50rb rupiah yang dibeli dari si monik. Ah sialan. Yaudah gpp lah.
Jam 9 atau 10, rufio siap2 main. Band-nya pun makin menarik. Berhubung kami bener beli tiket 150rb, saya mengajak faisal mendekati bibir panggung. Faisal orangnya too slow, jadi saya menarik lengannya, dia melakukan hal yag sama. Dan di sana pertama kalinya faisal mengacak2 rambut saya karena saya selalu salah mengasosiasikan Rufio dengan Taking Back Sunday. Sejujurnya, saya agak amnesia dengan Rufio hingga..

"You're graceful, your grace falls, down around me in my eyes."

yey! In mah anthem jaman SMA.

Malam itu, pertama kalinya juga saya datang ke gigs di mana orang-orang langsung moshing, body slamming, headbanging, dan crowdsurfing mulai dari lagu pertama sampai lagu terakhir. Saya yang udah berusaha maju ke depan panggung, otomatis harus mundur bersama cewek-cewek senasib seperjuangan kalo nggak mau keseruduk banteng. Haha seru sih! Bandung ekspresif!

Si Faisal tak lama hilang turun ke mosh pit. Saya sendiri menikmati musik dan atmosfir malam itu hingga si Faisal muncul lagi dengan rambut awut-awutan sambil berkata,”ah sialan gue jatoh dua kali gara2 kejiret tali sepatu” dia menunjukkan sepatunya yang tidak terikat talinya. Entah kenapa sampe sekarang momen ini terekam jelas banget di kepala saya. Maybe that's the first time i saw him as a very expressive (or agressive, haha) guy.

Usai rufio manggung, kami foto-foto di luar venue. Ga dinyana, ternyata personil Rufio keluar dan sukses dikerubutin bak gula merah di atas meja. Dengan hanya sedikit perjuangan, saya faisal kawe bisa berfoto dengan mereka semua.


foto bareng gitaris Rufio Jeremy Binion Rufio,
Faisal masi gondrong, n entah knp saya terlalu deket ketek Jeremy --"

Kami nongkrong bentar di Circle K, makan pecel sambil bercakap-cakap ttg negara, nasionalisme, dll (gatau siapa yg mulai), nganter Kawe, lalu kembali ke Jatinangor. Saya liat jam sudah pukul 2 lewat. Wow, akankah pak jana masih terbangun dan mau membukakan pagar buat saya?

Sampai jatinangor, ternyata Jatinangor mati lampu termasuk kosan saya. Menunggu pak jana membuka pagar, faisal menunggui saya depan pagar.

“Ah, gue diculik ical dan dikembalikan sebelum pagi tiba”. Ical cuma diam dan tersenyum. (Gimana gue tau dia senyum ya? kan gelap gulita). Lalu kami berpisah seiring pak jana membukakan pagar.

Stockholm syndrome di Y!M
Esoknya, saya meng-update status ym “stockholm syndrome”. Bagi temen-temen yang belum tau apa itu stockholm syndrome. stockholm syndrome adalah, coba ketik di google hehe. Yah, versi romantisnya sih, keadaan di mana sandera (yang diculik) jatuh cinta sama penculiknya.

Tentu saja, asosiasi saya berhubungan dengan kejadian semalam di mana faisal “menculik” saya untuk nonton Rufio. Faisal yang waktu itu intens ym-an sama saya bertanya-tanya apa itu stockholm syndrome. Saya bilang. cari aja sendiri. Dan dia terus mendesak. Saya menunda memberitahunya hingga waktu yang tepat.

--
Well, setelah itu banyak yang terjadi di antara kami. Hingga suatu hari Faisal ngaku kalo dia sudah lama tau apa artinya stockholm syndrome. “I just want to hear it from you”, katanya. Bisa aja lo, ah! *sambil cengar-cengir cengengesan*

Waktu itu saya curiga juga si, ngapa cowok pinter kayak faisal sama terminologi stockholm syndrome aja ga ngerti2. Haha.. ternyata..

Hhmm... jadi inget percakapan yahoo messenger kita pas saya lagi mellow mlehoy setelah kamu (kebiasaan nih ganti-ganti kata ganti orang--") ngaku udah tau terminologi tsb dari lama. Saya akan memberitahu kamu apa artinya stockholm syndrome dan kamu pura-pura tidak tahu artinya. Well, that day has come, dear. Here we are.

^^ dengan caranya sendiri, dan kadang nggak terbayangkan, Faisal selalu sukses buat saya jatuh cinta berkali-kali sama dia. more stories to come, i hope :)

Wednesday, December 29, 2010

22-12-2010 (Hari Rabu, hari Ibu, dan hari ulang tahunmu)

Daripada euforia jadiannya, saya lebih fokus ke depannya. Menantang diri sendiri untuk bertanggungjawab atas apa yang telah dimulai. Tentu saja, tantangan yang menyenangkan.

Kalo kata kamu, “abis tanggal 19 itu, gue ngerasa tembok yang di depan gue runtuh. Selanjutnya, ada lapangan luas di hadapan gue. nah, sekarang mau digimanain nih tu lapangan..”

Kalo kata saya, “pas tanggal 16, gue udah ngerasa lega. Tanggal 19, lega sih. Lebih lega lagi. Tapi kayak naik level gitu loh. Mm susah membahasakannya.. lu ngerti lah yaa.” Dia mengangguk.

Itu kayak main game. Two players. Kita udah lewatin level 1 (eh atau level 2 ya?). pokoknya gitu lah. Kita terus naik level. Dan semakin tinggi level, semakin sulit musuh-musuh yang akan dihadapi. Tapi juga makin seruu!!! Sampe akhirnya kita nanti harus ngadepin raja yang gede banget buat dikalahin tiap naik level (oke, ini sebenernya yang kebayang game macem space wars gitu hehe).

Nggak ada yang tau kita bakal game over di level berapa, atau apakah kita bisa namatin game ini dengan kemenangan: menghancurkan raja super di level akhir. Ga ada yang tau. Seperti halnya jargon hubungan kita: “let it flow, dear”

This is the most natural feeling I’ve ever felt. Kalo bisa bilang, semuanya berjalan alami. Ga ada yang direkayasa. Spontan, tidak taktis, ngga ada yang dibuat-buat. Hanya perlu niat baik, hati yang tulus, dan biarkan semesta menjalankan sisanya. Resminya hubungan kita juga, bagiku bukan kayak hal yang besar, mewah, dan perlu perayaan sebagaimana maraknya pesta tahun baruan di mana semua orang bebas mabuk saat itu (maklum, bentar lagi taun baru). Bukan kayak gini nih..



Bukan, bukan imej semacam itu yang terbayang di benak saya. tapi lebih kayak, saya sedang merebahkan diri di atas padang rumput yang luas lagi hijau. Siang-siang, santai, angin bertiup semilir, dan langit pun cerah.


Damai. Itu tepatnya. Saya merasa damai. Maybe it’s the feeling when love and friendship come together at the same time. I’m feeling good. I hope you feel the same way, too.

--
p.s. happy birthday, Mr. Magician.

Friday, December 24, 2010

Meracau ke sana kemari. Hingga akhirnya keluar dari mulutmu pertanyaan, “Kita tuh sebenernya lagi ngapain sih?” Kembali kita meracau lagi. Ah, berbelit-belit deh.

Saya: jadi, lu sayang sama gue?

Dia: iya.

Saya: gue juga.

Dia: tos dulu dong

PLAKK! *bunyi tos

Kamu pun bertanya, “Are we a couple now?” Saya balik bertanya, retoris. “Are we a couple now?" And you said yes. We both smiled.

Sunday, December 19, 2010

I'll be seeing you
In all the old familiar places
That this heart of mine embraces
All day through

In that small café
The park across the way
The children's carousel
The chestnut tree
The wishing well

I'll be seeing you
In every lovely summer's day
In everything that's light and gay
I'll always think of you that way

I'll find you in the morning sun
And when the night is new
I'll be looking at the moon
But I'll be seeing you

— I'll Be Seeing You (Iggy Pop & Francoise Hardy)

Wednesday, December 01, 2010

Dua orang mahasiswi tingkat akhir dipertemukan sebagaimana takdir dituliskan sebelum mereka lahir –mungkin. Banyak perbedaan diantara mereka: beda tinggi badan, beda berat badan, beda pengalaman, termasuk beda dalam nasib percintaan. Y sudah berpacaran menahun, D sudah jomblo menahun. Namun, mereka dipersatukan dalam satu tugas besar, mata kuliah Depth Reporting dengan tema *watch yourself*: waria.

Ternyata, tugas perkuliahan untuk dua mahasiswi tingkat akhir ini bukan tentang waria dan dunianya saja, tiap harinya ada ribuan tugas lain menanti untuk dikerjakan. Hingga h-1 keberangkatan Y ke Singapore, terjadilah percakapan berikut di kosan D. Saat itu, situasi Y begitu tertekan karena ada dua deadline tugas yang harus ia selesaikan dalam semalam demi keberangkatannya ke negeri singa, D lagi santay.

Y (melenguh seperti sapi, pikirannya lelah): Apa gue abis ini ketemu cowok gue dulu aja ya

D: Hah, serius lu? (D mengerti perasaan Y tapi waktu juga sempit). Gimana kalo cowok lu aja suruh dateng, nemenin lu ngerjain tugas..

Y: ah itu udah sering dicoba dan nggak pernah berhasil. Ujung-ujungnya pasti nggak ngerjain tugas malah pacaran

D: iya juga. Lagian, masak ada cowok trus dianggurin sih

Y: iya yah.. rugi banget yah

*LOL!

Sunday, August 29, 2010

yahh.. aku kan emang orangnya nggak pernah bilangin kamu boleh ini, nggak boleh itu, blablabla.

aku cuma selalu mengutarakan pendapat aku terus sisanya kamu mikir sendiri. kamu kan manusia dewasa, masak mikir aja harus dibantuin?

Monday, July 05, 2010

Saya bukan seorang yang menganut paham kebetulan. There’s no such thing as coincidence. Saya percaya, everything happens for a reason. Tapi kadang, tidak semua kejadian mempunyai reason yang mendalam, ga semuanya harus kita pikirin di mana letak hikmahnya. Terkadang Tuhan hanya ingin membuat kita tertawa. Bagi saya, ada yang sangat melekat seperti kasus-kasus berikut.

Dulu, ketika saya masih punya pacar. Itu kapan ya, ahk udah lama banget deh. Kuliah sedang libur, saya di rumah, bingung mau ngapain. Tangan memegang hp. Hal yang paling mungkin saya lakukan saat itu adalah smsan dengan pacar saya. Ya, sepatutnya itu saya lakukan. Karena kalau tidak bertemu sudah sewajarnya saya sms dia. Tapi saya diam saja sambil memandangi hp saya. Saya bosan. B.O.S.A.N dengan dia. Gilak, bosen banged!

Bayangkan, seseorang yang jiwanya pergi dengan adegan sambil memegang HP seperti di iklan-iklan. Nah, seperti itulah saya. menimbang-nimbang kenapa saya begitu bosan dengan dia sambil memperhatikan hp yang sedang ada di tangan.

Tiba-tiba ada sms masuk, saya kaget (karena sedang bengong). Dan sms itu berbunyi, “bosan dengan pacar sekarang? Sms ke blablabla dan temukan teman kencan baru." Alhasil, saya sontak tertawa terbahak-bahak dengan isi sms tersebut. Tau aja nih si operator huehehehe, tapi saya nggak reply kok haha.

Pernah juga ketika saya kehilangan HP di Pantai Tanjung Lesung. Kehilangan HP merupakan sebuah kesialan, plus kalau hilangnya di depan orangtua. Bukan dihibur malah dimarahin. Dan hal itu terjadi di dalam mobil sepanjang perjalanan pulang. Kalau udah begitu, saya diam saja. Sebenernya saya sedih, HP tersebut adalah HP kesayangan yang didalamnya sudah penuh dengan catatan baik di kalender, notes, dan sebagainya.

Dan ketika saya sedang menenangkan diri, terdengar dari audio mobil.. “oh.. bukankah ku pernah melihat bintang..senyum menghiasi sang malam..yang berkilau bagai permata..menghibur yang lelah jiwanya..yang sedih hatinya” ahahaha brengsek itu lagu“Sang Penghibur”-nya Padi sedang berputar. Itu memang mp3 yang saya beli di sebuah alfamart dekat hotel. Sengaja saya pilih yang agak mainstream karena untuk didengarkan dengan seluruh anggota keluarga yang lain. Tidak saya kira, ternyata mp3 itu untuk menghibur saya di waktu yang tepat pada akhirnya.

Peristiwa yang cukup melekat lain, yakni tentang buku. Ketika semester tiga, saya mendapat tugas membaca novel dari mata kuliah Psikologi Komunikasi. Tiap mahasiswa tugas novelnya beda-beda, saya sendiri mendapat novel Mechanical Cat. Ternyata sangat sulit menemukan novel tersebut. Padahal kalo saya dapat novel Dunia Sophie, saya punya dan sudah baca tuh. Hmm, di mana ya novel Dunia Sophie saya?? Sudah lama tidak lihat. Lupaa naronya.

Berhubung saya pikir novel yang dikasih tugas baca itu pasti sulit dicari, jadi aja saya beli novel yang jadi tugas.. gebetan saya saat itu. Dengan berharap jadi 'hero’ buat dia huehehehe cerdas kamu Dina. Gataunya novel tersebut dapat ditemukan dengan mudah di toko-toko buku terdekat. Sang gebetan pun sudah membelinya. Sialan. Itungannya jadi tekor deh saya.

Lalu saya simpan saja novel tersebut tanpa dibaca bertahun-tahun lamanya, hingga.. saat saya semester tujuh, saya baca blog Raditya Dika. Doi berkata bahwa penulis favoritnya adalah Neil Gaiman. Mmm.. siapa dia.. saya tidak kenal dan tidak tahu karyanya. Habis baca tulisan Radit tsb saya pun ke kamar untuk mencari sesuatu, mengobrak-abrik rak buku, dan ha! Ada novel karya Neil Gaiman di sana. Judulnya Anansi Boys. Itu kan novel yang saya beli dengan niat menjadi 'hero' buat gebetan saya dan berakhir dengan mengutuk uang yang udah keluar untuk novel-yang-ternyata-mudah-dicari. Hahahha, saya pun tertawa terbahak-bahak sendiri di kamar siang itu. Sungguh konyol. In the end, saya baru baca setengah novel tsb. Bagus. Cerdas, penuh fantasi, dan humor :)

Terakhir, peristiwa bareng teman saya, Dex. Waa sudah lama banget. Saya yang pelupa ini saja heran kenapa masih bisa mengingat hal-hal yang terjadi puluhan tahun lalu *lebay*. Oke, begini. Hari itu, saya, Dex, dan abang saya mengunjungi Braga City Walk. Waktu itu masih muda, adrenalin masih mengalir deras, jantung kembang kempis, kulit masih kencang, dan si Dex masih bareng istri mudanya eh pacar dia dulu. Sebut saja cewek itu Mawar (bukan nama sebenarnya).

Si Dex kala itu tergila-gila dengan pacarnya sendiri. Baguslah yaa. Daripada tergila-gila sama pacar orang. So, tiap jam tiap menit tiap detik doi selalu membicarakan si Mawar. Bahkan saya tidak punya kesempatan untuk bilang, “Ohh.. come on. Please stop it”. Hehe nggak lah. Saya dengerin saja abis seru sih hehe. Si Mawar punya adik, namanya si Melati (bukan nama sebenarnya juga) dan hal ini menjadi trending topic kita tiap berbincang. Dari yang penting sampe yang nggak penting.

Nah, pas di Braga City Walk ini, ada nama Mawar yang jadi nama toko baju. Si Dex iseng ngomong, “wah ada toko Mawar, nanti sebelahnya ada toko Melati”. Pas kita jalan melingkar(pusatnya Braga City Walk berbentuk bundar) beberapa langkah dari toko Mawar itu.. ternyata beneran ada donggg toko Melati!!! Which means, gubrak banget. Hahaha saya langsung tertawa terbahak-bahak. Namun, kali ini tidak sendiri. Si Dex yang berjalan di samping saya pun turut tertawa. Sedang abang saya yang ikut bersama hanya bisa bengong. Bingung dengan apa yang kami tertawakan.

Sunday, March 21, 2010

“(Semua) manusia tuh kotor ya, penuh lumpur”, ujar saya kepada seorang teman beberapa hari yang lalu.

Tapi postingan ini bukan tentang hal-hal kotor maupun penuh kebencian. Bukan tentang kepura-puraan yang buat kita muak dengan orang lain maupun dengan diri sendiri. Postingan ini ingin bicara tentang hal indah –walau si penulis tidak tahu bagaimana membuat kata-kata supaya terdengar indah :b

Manusia memang kotor. Tapi kita selalu bisa membersihkan diri kalau kita mau. Salah satunya dengan maaf. Tidak perlu menunggu lebaran datang untuk saling memaafkan. Tapi juga jangan berharap maaf dari seseorang bisa datang dengan instan.

Tidak ada yang instan di dunia ini (kecuali pop mie mungkin. Tinggal seduh, jadi! Haha). Jangan pernah pesimis dengan kata “maaf”. Tapi juga jangan terlalu mengobral kata tersebut. Maaf yang tulus tidak sekedar di mulut saja, atau satu kata yang terkirim melalui sms, email, maupun yahoo messenger.

Maaf juga bukan tentang kamu bersujud di depan orang yang kamu mohon-mohon supaya dirimu dimaafkan. Maaf bukan menyesali kejadian yang telah lewat. Maaf bukan menyalahkan diri sendiri. Maaf bukan tentang itu, tidak hanya tentang itu, dan lebih dari itu. Ya, kata maaf saja memang tidak cukup.

Maaf. Dan saya akan memperbaiki diri.

Sunday, February 28, 2010

23/02/10

Hari ini dengerin Sonnet-nya The Verve hati saya bagai tercabik-cabik.

Semuanya berawal dari ngecek email. Pesan baru di inbox.


Subject: [spatubutut] New comment on sonnet. Anonymous has left a new comment on your post "sonnet"


Baca.

…………………………………[[[speechless]]]……………………………....

Gaya tulisan sebaris itu memang kayak bukan dia. Tapi, siapa lagi?
Kalopun itu bukan dia, tetep aja.

…………………………………[[[speechless]]]……………………………....

Agh.
Sungguh semuanya akan lebih mudah kalo kamu marah sama saya selamanya.
Sungguh semuanya akan JAUH lebih mudah kalo kamu benci saja saya.

Kamu nggak pernah tahu rasanya jadi saya yang mati-matian nyari jalan buat maafin diri sendiri. Tahu mengapa saya nemuin jalan itu? Karena saya pikir kamu nggak akan pernah maafin saya. Jadi saya pikir tidak ada lagi yang tersisa. Yasudah. Saya mulai saja semuanya dari nol. Memulainya dengan memaafkan diri saya. Karena saya tahu, peraturan pertama dalam hidup adalah dengan terlebih dahulu mencintai diri sendiri.

Kalo kamu begini, kembali ke titik di mana kita pernah mulai.. saya akan kembali menghukum diri saya. The bruise won’t heal, fella. Kamu nggak pernah tahu trauma saya, ketakutan-ketakutan saya. kamu nggak pernah tahu rasanya jadi saya. dan saya pun nggak pernah tahu rasanya jadi kamu.

Persetan sama persahabatan, kepercayaan, rahasia-rahasia, pengkhianatan. Saya udah nggak mau peduli. Toh nanti di neraka semua rahasia yang kita jaga mati-matian di dunia bakal terungkap semua. Tapi kita udah saling tidak peduli di sana. Cih.

“ngapain sih gue di sini?”

Tuesday, January 26, 2010

Wahh udah lama juga ya nggak posting *sambil liat tanggal posting terakhir. Wokeh, membuka postingan perdana di 2010 ini saya akan.. refleksi diri. Haha telat yah. Biarin lah who cares gituu. Tapi apa yang direfleksi ya? Ini aja deh, resolusi yang saya buat awal 2009 kemarin, yang tepat tanggal 1 Januari 2009 saya post di blog ini dan sekarang saya agak-agak jijik bacanya. Haha.

Setelah saya liat lagi list resolusi saya, ternyataa.. target-target yang saya buat itu banyak yang unmeasureable-nya, huhu. Ini nih list-nya,

Pinginnya di 2009, saya..

1. Solat 5 waktu (ayoo bawa mukena kemana-mana)
Okei, resolusi yang dijadiin nomor 1 ini nih yang namanya unmeasureable. Ya iya lah, kalo saya sukses solat 5 waktu di 2009 terus selanjutnya apa? Ga solat lagih? Masuk surga? Hehe. Yang jelas, hal ini bakal jadi resolusi saya tiap tahun sampe mati lah.
2. Nggak cengeng lagi
Hahah. Nggak jelas ini kenapa nulis gini :b
3. Lebih gape main piano
Resolusi nomor 3 ini sebenernya sama kayak nomor1, unmeasureable. Sebego atau sepinter apapun loe main piano, tetep aja harus ngelakuin routine daily practice. Sama kayak solat lah, sesoleh atau sebejat apapun, solat tuh kewajiban.
4. Memperluas khasanah di dunia musik (bc: download lagu lebih lebih lebih banyak lagi hahhaa)
Lumayan lah tercapai haha
5. Bisa renang!
Hmm.. yang ini blur, ga jelas tercapai atau ngga. Tadinya saya berpikir, resolusi ini nggak akan tercapai. Nggak tahunya di akhir tahun 2009 saya nyaris bisa renang. Kenapa nyaris? Saya dalam setahun (belajar) renang 3x. Yang pertama bareng mantan pacar dan teman-temannya di awal tahun 2009. Pacarnya teman pacar, Tita, ngajarin saya katanya pelajaran pertama belajar renang adalah ngambang. Yaudah saya ngambang. Bisa. Renang kedua, bareng kakak dan ponakan2 tercinta. Di kasih teori-teori renang (apa sih). Renang ketiga, renang massal bareng keluarga tante dan om. Mereka bilang, saya udah bisa renang. Saya sih nggak yakin, soalnya saya belajar ngambang dan majunya di kolam arus, yang kalo diem aja juga bakal kebawa arus kann. Nah lho..
6. Bung nabung
Sampah. Gagal.
7. Mengunjungi Anya ke Surabaya
Check :)
8. Nggak sekebo dulu
Apa si ini? Ok. Saya masih kebo.
9. Bisa jaga porsi makan (halah)
??????
10. Nggak kebobolan absen kuliah seperti semester sekarang
Resolusi ini belum kesampean. Saya masih males kuliah di 2009 dan kewalahan untuk menebus kemalesan saya. Well. Ada kisah yang saya simpan mengenai hal ini --

-- Pernah saya mengalami starting day yang kacau di kuliah Penulisan Artikel. Saya dan Ical satu hari berangkat bareng kuliah. Pas kita berangkat tu hari masih damai dan ceria, bunga-bunga bermekaran, dan saya dibonceng ical di motornya. Kita berangkat tepat waktu (dalam arti pas-pasan, ga telat tapi juga ga kecepetan untuk berangkat kuliah). Gataunya gerbang Unpad lagi perbaikan dan ngga bisa dilewatin kendaraan, jadi kita harus muter lewat belakang yang mana jauh banget dan jam menunjukkan tinggal 10menit lagi kesempatan sebelum pintu neraka ditutup (baca: ga boleh masuk kelas).

Saya dan Ical udah ngambil jatah absen kuliah 3x. Sekali lagi absen, kita ngga boleh ikut uas. Ical ngebut dan nyampe kampus kita juga ngebut. Sebenernya si ical doang. Dia lari kayak the flash, saya kayak siput. Bukannya saya nggak buru-buru tapi itu udah lari terkencang saya T.T Si ical sampe sempet jatuh ngesot gitu. Orang-orang di kampus ngeliatin kita. Ketauan banged lah kalo di fikom ada yang lari-lari cuma buat ngejar kuliah pasti itu anak jurnal dan pasti itu kuliah pak sahala.

Pas saya naikin tangga sampe lantai 3 si Ical udah nggak keliatan. Pasti dia udah di kelas dan saya.. nggak punya harapan lagi. Ini udah telat sekitar 3 menit atau lebih. Saya akhirnya menunjukkan diri di depan Bu Maimoon yang terkenal ketat dan disiplin. Sambil terengah-engah dan muka pasrah. Kelas lagi diem. Temen-temen udah pada duduk manis di kursi masing-masing. Saya berdiri sendiri sambil berpikir, “this is my last chance and I can’t make it. I’m so fucked up”, saya cuma nunggu kata-kata pengusiran yang legal dari mulut bu Maimoon.

Tiba-tiba ada suara terdengar menggelegar di kelas itu. “Dia bareng saya, Bu”. Saya pikir itu sumbernya dari surga. Ternyata itu suara si ical. Dia udah duduk di depan dengan muka masih terengah-engah dan mau belain saya. Saya nggak percaya, si ical, anak seegois itu.. hiks, saya terharu. Magic happened, saya boleh duduk. It means saya boleh ikut uas, rangkuman buku-buku yang saya telen idup-idup ga jadi sia-sia, tugas-tugas artikel saya yang kayak sampah masih dipertimbangkan.

you'll never know how a friend could bring your day (even if I forget what day was that day, hhe).

Monday, November 09, 2009

Malam minggu lalu, saya dan teman-teman ITB mengikuti Urban-dung Legend yang diadakan komunitas Bandung Trails. Acara tersebut semacam safari ke tempat-tempat angker di Bandung yang menyimpan cerita (legenda). Saya, Naila, Tongky, dan teman-teman Tongky yang baru saya kenal yakni, Osmond, Iin, Hanung, dan Bob. Karena kami mengikuti acara tersebut di malam minggu, maka dapat disimpulkan bahwa kami semua jomblo (sebenernya ada juga orang pacaran yang ikut acara ini. Tapi intinya, kami bertujuh jomblo).

Rasa deg-degan yang mengendap sebelum acara ini dimulai sirna semua. Horee. Ternyata tidak seangker yang saya bayangkan. Mungkin karena acaranya kurang malam atau karna kota Bandung yang terlalu ramai sinar lampu atau karena si interpreter yang kurang ‘’greget” atau karna sepatu saya yang tidak nyaman. Entahlah. Kami masing-masing kayaknya malah disibukkan sama distraction-distraction yang ga penting tapi jelas.

Saya, kurang mendengarkan apa yang dibicarakan oleh sang interpreter karna sibuk memotret. Terutama ketika di lokasi Patung Pastor. Heh, dia bicara apa yaa.. habis tidak diberi waktu untuk foto-foto sama sekali jadinya pas interpreter bercerita saya malah memanfaatkan waktu tersebut untuk memotret. Terlebih, sepatu yang saya kenakan SANGAT TIDAK NYAMAN untuk berjalan lama-lama. Huhu. Pelajaran yang saya dapat hari itu: ternyata memakai sepatu yang tidak nyaman menyebabkan cepat letih dan males jalan (padahal saya suka jalan kok).

Ambulans Bahureksa yang katanya selalu balik sendiri tiap dipindahin

Naila, anak IF ITB, distraction dia malam itu, dia berharap saya adalah senior pujaannya yang bisa digandeng, dijadikan bahu tempat bersandar dengan adegan sok-sok takut sambil peluk-peluk gitu. Najis. Khayalan tersebut juga dipacu dengan adegan bergandengan tangan pasangan yang tersesat masuk di kelompok kami.

Tongky dan empat teman kimianya (mereka semua anak Tekim ITB) malah bergosip angkatan. Yea, sebenernya yang mereka omongin adalah gosip internal himpunan. Tapi cara bercerita mereka yang lebay menarik perhatian saya untuk mendengarkan.

Tur kita malam itu mengunjungi Ambulans Bahureksa, Rumah Kentang, Patung Pastor Verbraak, SMAN 3/5, dan Sumur Keramat Bandung. Eniwei, tiap denger rumah kentang, yang dibayangan saya bukanlah hal menyeramkan. Rumah kentang.. sounds delicious, eh. Sama kayak Waroeng Pasta, Rumah Duren, dan sejenisnya :q

Friday, July 31, 2009

Hai! Saat ini saya berada di Jatinangor. Saya menumpang tidur dua malam di kosan teman KKN saya, Fiki. Perjalanan panjang Dusun Balater – Jatinangor itu dimulai Kamis lalu dengan menggunakan bus cepat Budiman. Cukup melelahkan 6 jam perjalanan dan setengahnya adalah rute pegunungan berkelok-kelok.

Sampai di Jatinangor, kira-kira pukul 1 siang saya bersama Fiki langsung ke kosannya di Hegarmanah. Lalu saya ke kampus. Menanyakan surat cuti (yang ternyata masih di proses ). Si orang SBA menanyakan apakah saya Dina yang mengajukan surat cuti tersebut. Oh, tentu saja. Saya sedikit khawatir dengan cara kerja SBA. Saya mengerti SOP. Tapi masalahnya adalah orang-orang yang menjalankan SOP tersebut. Baiklah, saya tidak akan suudzon lebih jauh dan tetap berdoa surat cuti tersebut diproses dengan baik.

Di kampus, saya juga melihat nilai saya (yang tidak ada A-nya) kemudian ke piano room, maksud saya Ruang Oemi. Saya mencoba memainkan sebuah lagu. Dammit saya lupa bagaimana memainkannya dan menggerakkan jari-jari saya. Lalu tiba-tiba saja hal sekecil itu membuat mood saya berubah, BT. Yasudah, Triste Couer saja yang saya ingat lalu saya mainkan.

Berada di Ruang Oemi sendirian terlalu luas buat saya. Saya teringat teman saya dan menulis di atas piano berdebu tersebut “I miss u, as a friend”. Saya tahu, esok tulisan ini akan hilang atau ketika Ruang Oemi ini digunakan untuk keperluan ospek atau apapun, seseorang akan menghapusnya. It’s easy to erase the dust. Maybe it’s just the same as our friendship. But I will always be your friend if you only knew.

Hari kedua di Jatinangor, seharusnya agenda saya tidak jauh beda dengan hari pertama. Tapi saya malas ke mana-mana. Lalu sore hari bersama Fiki, kami pergi ke Jatinangor Town Square (Jatos). Berbelanja dan makan makanan yang diinginkan. Saya membeli Klenger Burger dan Fiki makan di Paparon’s Pizza. Haha. Tentu dua makanan tersebut tidak akan kami temukan di Dusun Balater :p

And here we go, hari ketiga di Sabitu pagi ini saya menyempatkan diri online dengan computer (akhirnyaa) setelah hp berminggu-minggu cepat lowbatt karena saya pake OL terus. Sudah ya, saya harus bersiap-siap karena beberapa jam lagi akan kembali ke Batu Karas. Maksud saya Dusun Balater.

Monday, June 22, 2009

Saya ingat Kamis lalu, 18 Juni, saya yang bête karena seseorang, memutuskan tidak ikut bersenang-senang bersama yang lain dan hanya ingin jalan, menghilangkan rasa kesal campur sedih. Kamu yang baik, memaksaku untuk naik ke motor dan pergi bersama. Tapi saya hanya ingin berjalan sendiri. saya berkata saat itu, “gue lagi pengen jalan. Sama kayak loe. Kalo lagi sedih atau bête loe juga cuma pengen jalan kan. Dan berharap di tempat tujuan rasa sedih loe udah ilang.”
Sejak sabtu lalu aku sudah berjalan terlalu banyak namun rasa sedih ini tidak pergi juga. Tidak tahu, berapa kilometer lagi ku harus berjalan hingga sedih ini berganti.

Sunday, June 21, 2009

From : dina tsh
To : God
Date : Mon, Jun 22, 2009 at 09:20 AM
Subject : [spatubutut] a letter to God
mailed-by: blogger.bounces.google.com


Dear God, please send him an angel. Amen.


I’ve lost a friend. He’s my precious.

Saya tidak pernah merasakan kehilangan seseorang sebesar ini. I can’t handle this kind of feeling. Mungkin saya tidak akan pernah mengerti rasanya jadi dia yang tersakiti begitu dalam. Dan pernyataan maaf seperti apapun tidak bisa menghilangkan rasa sakitnya.

Tapi tetap, saya ingin mengatakan ribuan maaf ke kamu. Maaf maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf.. aku ngga tahu lagi caranya minta maaf. Sepertinya untuk minta maaf pun sebenarnya saya sudah nggak punya muka ke kamu. Dina yang bodoh ini cuma bisa mengutuki dirinya sendiri.

Di siang hari, saya selalu bisa mengalihkan pikiran dan melakukan kegiatan bersama teman. Namun, ketika malam datang dan aku sendiri di kamarku, pikiran ini rasanya ingin gila saja. Selalu bertanya: KENAPA.. tak ada habisnya….. Maaf :(

in your old room where we caught you
stepping through some old song

you said came from
where your going
a lady read it in you palm

down at the 12th avenue market

the promise you will not forget

you are going

till its gone


screen went blue
before i touched you
and my ride went home

all the photos came out lonely
but we're not alone
talking of everything we could not hope

i was stupid of thinking of east coast

already now its gone


there are things i cannot forget

i wish none had happened yet

there are some things i cannot forget


we were stronger than the preachers

we were wiser than the wall

took our sleeping by the river
and the beaches in your car
up where you taught me how to drive a stick

and told me your family secret

you were scared i was caught


why'd you stay behind
packing for the trip
why'd you ask me to be the one

first through your lips

i was awkward and i could not hear

your body through my body's fear

we were going to hell


there are things i cannot recall

there are some things that would risk it all

but these are the things we cannot recall

these are the things i cannot recall


**Things I Cannot Recall (by: Blind Pilot)