daily thoughts and activities

Tuesday, March 16, 2010

review konser placebo

I wrote this for something.. but something, it never came. Waktu itu Februari yang ribet. Tanggal 15 ngurusin foto, 16 Placebo, 17 packing (ugh!), 18 pindahan, 19 launching kuliah (lagi). Bener-bener deh.. jadinya saya baru bisa nulis setelah tanggal itu. udah telat, tulisan jelek, foto nge-blur.. tapi saya nulis sepenuh hati loh. Menyenangkan rasanya. Anggap saja, ini dari fans untuk fans =)

--

Placebo Sukses Menyihir Penonton


SUPER! Hanya itu komentar saya apabila ditanya teman tentang konser Placebo 16 Februari lalu. Sebagai salah satu dari penggemar Placebo, konser Placebo yang bertempat di Tennis Indoor Senayan lalu merupakan konser yang sudah lama saya nantikan. Saya datang ke venue pukul 5 sore dan antrian mulai terlihat pada pukul setengah enam sore.

Selama mengantri (sendirian) saya mendengar percakapan fans Placebo yang berasal dari Bandung. Hal tersebut dapat saya ketahui dari bahasa Sunda yang mereka gunakan. Yang cukup mengejutkan, ternyata ada juga fans yang berasal dari Surabaya dan menginap semalam di hotel demi melihat konser Placebo. Wah, saat mengantri saja saya jadi begitu bersemangat.

Konser malam itu dibuka dengan penampilan DJ Electronic Groove. DJ tersebut cukup sukses memanaskan penonton selama beberapa menit. Hingga akhirnya penonton terlihat mulai tidak sabar untuk menonton pertunjukan sesungguhnya malam itu. DJ berakhir, kru Placebo yang terdiri dari bule-bule memasuki panggung, menyiapkan set untuk Placebo. Saat itu pukul 20.15, tak lama drummer Steve Forrest, bassis/gitaris Stefan Olsdal, dan vokalis/gitaris Brian Molko satu persatu muncul ke panggung diiringi dengan additional players. Intro For What It’s Worth mengalir. Penonton mulai histeris.

Molko tampil simple dengan busana hitamnya sedangkan Olsdal memakai kemeja hitam dipadukan dengan celana silver ketat. Steve Forrest tampil cuek dengan kaos lengan buntung yang memamerkan tato di tubuhnya. Placebo memakai tiga orang sebagai additional players dan yang paling menonjol adalah seorang wanita cantik multi-instrumentalist yang berbusana putih.

Lagu For What It’s Worth sangat cocok menjadi lagu pertama dalam setlist. Intronya yang menghentak dengan beat yang membuat penonton tidak dapat menahan diri untuk bergoyang. Ya, penonton malam itu begitu ekspresif. Suasana Tennis Indoor yang terisi 80% dari kapasitasnya menjadi meriah. Stefan Olsdal terlihat beberapa kali tersenyum melihat crowd yang bersemangat.

Setelah For What It’s Worth, setlist yang memacu adrenalin penonton pun dimainkan tanpa jeda. Ashtray Heart, Battle For The Sun, Soul Mates, Speak In Tounges, Cops, Every You Every Me, Special Needs, Breath Underwater, Julien, Neverending Why, Come Undone, Devil In The Details, Meds, Song To Say Goodbye, Special K, sampai Bitter End. Dari 21 lagu yang dimainkan terdapat 10 di antaranya berasal dari album teranyar Battle For The Sun. Mungkin fans yang berharap lagu favoritnya dari album Without You I'm Nothing dimainkan, sedikit kecewa dengan setlist malam itu. Tapi semuanya dapat terobati dengan lagu-lagu hits dari album Black Market Music dan Sleeping With Ghosts yang dimainkan dengan bersih dan berenergi .

Satu hal yang sangat menonjol malam itu, selain penampilan Placebo sendiri, adalah kualitas sound-nya. Sangat jempolan. Semua elemen mulai dari gitar, biola, keyboard, drum, bass, hingga vokal terdengar begitu jernih, nyaring tanpa gangguan.

Sebelumnya, promoter Java Musikindo, Adrie Subono, telah mempromosikan kecanggihan konser Placebo melalui jejaring sosial Twitter. Dikatakan bahwa Placebo membawa kargo seberat 7 ton untuk sound system. Memang, Placebo adalah band yang sangat memperhatikan kualitas sound.

Konser Placebo menjadi luar biasa didukung dengan panggung berukuran 18 x 10 m dengan tata lampu yang fenomenal sebesar 250 ribu watt dan sound system sebesar 60 ribu watt. Belum lagi layar besar berisi klip-klip yang menguatkan kesan tiap lagu.

Placebo mempertunjukkan penampilan yang all-out. Molko maupun Olsdal seringkali berganti gitar di tiap lagu. Meski minim interaksi, nyatanya sihir Molko cs. ampuh membius penonton hingga terbawa dalam Placeboworld. Setelah Bitter End selesai dimainkan, anggota Placebo pergi meninggalkan panggung. Trik klasik dalam konser. Penonton pun bersahut-sahutan berteriak “we want more..we want more”.

Molko cs kembali muncul di panggung. Bright Lights menggebrak. Penonton kembali semarak. Molko cs. terlihat lebih rileks. Terdapat 4 buah lagu yang dinyanyikan sebagai encore, yakni Bright Lights, Trigger Happy, Infra-red, dan Taste In Men. Pemilihan lagu Taste In Men sebagai penutup konser benar-benar brilian. Wanita cantik multi-instrumentalist yang menjadi additional player Placebo memainkan alat musik theramin yang benar-benar hanya digunakan untuk lagu Taste In Men. Lagu tersebut melekatkan kesempurnaan konser malam itu sehingga mencapai klimaks.

Molko cs. melakukan penghormatan trakhir kepada penonton yang hadir di Tennis Indoor Senayan malam itu. Steve Forrest membuka dan melemparkan kausnya ke arah penonton. 21 lagu 115 menit. Berakhir sudah malam magis bersama Placebo diiringi dengan tepuk tangan meriah dan wajah puas penonton sekaligus hati yang sedih karena konser spektakuler itu telah berakhir.

Really a great concert this year =)

3 comments:

Detta said...

nonton sendirian? hahaha fans berat ya? anw, sedikit masukan bwt fotonya terlalu terang dikit tuh kynya, coba diatur levelnya lagi, kan itu panggunggnya terang gara2 lampu tembak, jadi biar kerasa lebih natural aja, hehehe..maap ya kalo sok tau :D

Dina TSH said...

hahaha. iya fans berrrattt. beurrattt dosa. haha.

wah iya itu saya biarkan aja apa adanya. si mas silau ya liatnya? ya ya pake kacamata hitam coba. haha. makasih masukannya. lain kali saya edit sebelum di-upload :))

Detta said...

tadi udah coba gw liat pake kacamata tiga dimensi, hahahaha...
iyaa sama-sama dina.. :D