daily thoughts and activities

Monday, April 26, 2010

Alice : Bisa tolong beritahu aku? Jalan mana ya yang harus aku ambil dari sini?
Kucing : Tergantung, kamu maunya ke mana?
Alice : Mmm, ke mana saja juga boleh deh.
Kucing : Ya kalau begitu, jalan mana pun yang kamu pilih, sama saja.

(diambil dari kisah Alice's Adventure in Wonderland)

Tuesday, April 06, 2010

“I know,” Brian chuckles. “I guess being in a rock band you don’t grow up as quickly as other people no matter what happens in your life, or maybe because you’re so used to conflict and things teetering on the edge of falling apart that sometimes you have to create that around you in order to feel alive. When you listen to the album you find a good deal of confusion and desperation. Things are never simple in Placeboworld. I think the interesting thing about the people who inhabit the songs on this album is that they’re always going through some kind of conflict, with themselves or in terms of their place in the world or in terms of dependence or addiction.” There’s also, somewhat mysteriously, a track called “Space Monkey”, which none of the band can explain but which has left Stefan awash with emotional awe. “I listen to it and I don’t hear us playing it or remember recording it,” he says, “it’s like I’m listening to another band and I’m getting very strong emotions while I’m listening to it. It’s the first time I’ve had that with our music.“(http://eventful.com/performers/placebo-/P0-001-000002052-6)

Banyak alasan untuk seseorang menyukai musik tertentu. Salah satunya adalah karena alasan personal. Yeah itulah yang terjadi pada saya yang menjadi fans Placebo, saya suka musik mereka dengan alasan yang personal. Alasan personal adalah, contohnya ketika kamu jatuh cinta, tiap kamu pergi kemanapun terdengar lagu band yang menyanyikan suara hatimu, misalnya band dengan penjualan RBT tertinggi di Indonesia (baca: Kangen Band). Terus kamu jadi suka deh sama band yang potongan rambut frontman-nya poni lempar tersebut.

Begitu halnya yang terjadi pada saya sehingga menyukai Placebo. Placebo menyertai saya melewati masa-masa labil hehe, simply sentimental reasons. Jadi inget, ketika mengajak beberapa teman untuk menonton konser Placebo kemarin, kebanyakan dari mereka menjawab, “Nggak mau ah. Homo sih.” Loh? Musisi emang nggak boleh homo ya? Menurut gua yang nggak boleh homo tu pak haji (sori, sori, mulai asal ngomong).

Oke saya bukan mau bahas homo-homoan.

Menurut saya, ada dua tipe di sini. Orang-orang yang menganggap music dan attitude adalah sebuah kesatuan dan yang tidak. Saya termasuk orang yang cuma peduli musiknya, peduli amat sama attitude-nya. Saya pernah baca sebuah artikel yang bahas ini, dengan gaya menulis seperti orang-orang marah (itu kayak gimana ya, pokoknya gitu deh) si penulis membahas scene rock Indonesia yang lembek. Masak mau manggung bilang assalamualaikum, masak rockstar nggak mati karena OD, masak nggak nge-sex, masak nggak tatoan, dsb. Mungkin tipe seperti ini juga bermasalah kalo ada anak metal yang ternyata rajin solat.. zzZ.. saya sih egaliter aja. Dan atas nama egaliter juga saya tidak berhak mencak-mencak orang seperti ini (sialan nih menjebak banget kata egaliter). Balik ke Placebo.

Yang saya suka dari Placebo adalah, liriknya dan suara Molko yang menyanyikan lirik-lirik brutal tersebut. Molko sendiri bilang kalau songwriting menjadi hal yang yang ditonjolkan dari Placebo. Walau kalau saya lihat hal tersebut berhenti sampai album Meds. Di album Battle For the Sun, seperti Sleeping With Ghosts, mereka kembali bereksperimen dengan musik.

Lagu-lagu mereka emang banyak bernuansa gloomy (tapi nggak secara emo); apalagi kalo bukan kesepian, kecemburuan, iri, dengki, kecanduan, merasa kecil, picik, ingin menjatuhkan, dll. Semua sifat alamiah manusia yang kadang terlalu malu untuk kita ucapkan. Dan.. itu semua ‘disease’ kita kan sebagai manusia. Dan tema lagu-lagu tersebut paling cocok dibawakan dengan tipe suara Molko. Hehe. Nggak ada yang lain lagi deh.

Lagu all time favourite saya dari Placebo adalah Without You I’m Nothing. Emosional banget. It’s just amazing in my ears. Pasti lagu yang bisa menyentuh hati datangnya dari hati juga ya. Pernah, suatu hari, ketika saya sedang baik-baik saja, tidak ada hal buruk yang menimpa saya, mood saya pun sedang baik. Namun ketika saya mendengarkan Without You I’m Nothing, air mata saya mengalir begitu saja. Wow! Saya tidak menyangka. Saya tidaklah merasa punya chemistry dengan lagu tersebut. yahh..the brutal honesty in its lyric makes me cry.


Strange infatuation seems to grace the evening tide/I'll take it by your side/Such imagination seems to help the feeling slide/I'll take it by your side/Instant correlation sucks and breeds a pack of lies/I'll take it by your side/Oversaturation curls the skin and tans the hide/I'll take it by your side/tick - tock x3/tick - tick - tick - tick - tick - tock/
I'm unclean, a libertine/And every time you vent your spleen/I seem to lose the power of speech/You're slipping slowly from my reach/You grow me like an evergreen/You've never seen the lonely me at all/I...Take the plan, spin it sideways/I...Fall/Without you, I'm nothing/Without you, I'm nothing/Without you, I'm nothing/Take the plan, spin it sideways/Without you, I'm nothing at all//